Sunday, December 26, 2021

Survey Charta Politica: elektabilitas Ganjar paling tinggi

Elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo jadi yang paling tinggi di antara nama-nama calon presiden potensial lain. Berdasarkan hasil survei nasional lembaga Charta Politika yang dirilis pada Senin (20/12/2021), elektabilitas Ganjar tembus 30,2 persen saat ini. 

  "Sampai dengan periode survei dilakukan, Ganjar Pranowo menjadi pilihan tertinggi publik sebagai calon presiden," kata Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, dalam rilis hasil surveinya. 

Elektabilitas Ganjar bersaing dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto di urutan kedua dengan elektabilitas 22 hingga 26 persen. Di urutan ketiga, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memiliki elektabilitas 17 hingga 23 persen. Dari 20, 10, hingga 5 nama yang diuji elektabilitasnya, urutan peringkat Ganjar-Prabowo-Anies tak berubah sebagai tiga besar politikus dengan tingkat keterpilihan paling baik saat ini. Namun, ketika dipasangkan dengan tokoh lain sebagai calon wakil presiden, urutan ini berubah. Ganjar tetap yang paling kuat, namun Anies berpotensi menyalip Prabowo seandainya Prabowo dipasangkan dengan Puan Maharani sebagaimana desas-desus yang santer belakangan ini. 

Simulasi yang dilakukan Charta Politika, Ganjar tetap unggul dengan elektabilitas 33-36 persen, ketika dipasangkan dengan Ridwan Kamil, Erick Thohir, Sandiaga Uno, bahkan Panglima TNI Andhika Perkasa. Sementara itu, dipasangkan dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Airlangga Hartarto, bahkan Muhaimin Iskandar, elektabilitas Anies masih di angka 23-27 persen. Berhadapan dengan kombinasi calon wakil presiden Ganjar dan Anies tadi, elektabilitas Prabowo-Puan hanya 18-21 persen, kalah dibandingkan kecenderungan golput sebesar 19-23 persen. 

Survei ini dilakukan pada 29 November-6 Desember 2021, dengan total 1.200 sampel berusia 17 tahun lebih yang berpartisipasi di seluruh provinsi. Ia memastikan, margin of error dalam survei ini di kisaran 2,8 persen. "Sampel dipilih sepenuhnya secara acak dengan menggunakan metode penarikan sampel acak bertingkat dengan memperhatikan urban/rural dan proporsi antara jumlah sampel dengan jumlah pemilih di setiap provinsi," kata Yunarto. 

Kompas.com 

Penulis : Vitorio Mantalean 

Editor : Sabrina Asril